BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mikroteknik merupakan ilmu kajian yang banyak digunakan dalam bidang
pendidikan, kesehatan dan penelitian. Masing- masing bidang memiliki peranan
sesuai dengan hal- hal yang dibahas di bidangnya. Pengetahuan dasar mikroteknik
diperlukan guna menghasilkan suatu kajian- kajian yang bersifat membantu dan mengembangkan keahlian dalam penemuan hal- hal
penting yang berhubungan dengan peran pendidikan, kesehatan dan penelitian
dalam pengetahuan histologi.
Dengan membahas berbagai kemungkinan pengembangan teknik masa kini untuk
keperluan masa datang dalam kajian mikroteknik, kiranyan dapat disadari manfaat
dan peran mikroteknik dalam bidang pendidikan, penelitian dan kesehatan.
Pembahasan mengenai mikroteknik dalm bidang- bidang tersebut membawa
kita agar berusaha memahami fakta dan
menjelaskam fakta dari berbagai sumber sehingga dapat diketahui manfaatnya
dengan baik.
- Permasalahan
Dalam pemanfaatan mikroteknik untuk keperluan/ tujuaan tertentu baik di
bidang pendidikan, penelitian dan kesehatan dibutuhkan upaya- upaya dan metode-
metode yang banyak digunakan dan pada umumnya tidak dipahami oleh pihak pelajar
mengenai manfaat apa saja yang diberikan mikroteknik dalam ketiga bidang
tersebut. Terkadang juga menimbulkan
kesalahan dalam penempatan manfaat dari ketiga bidang tersebut. Untuk itulah
perlu dipaparkan manfaat mikroteknik dalam bidang – bidang tersebut.
- Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
·
Memberikan
pemahaman mengenai perbedaan manfaat mikroteknik dalam bidang pendidikan,
kesehatan dan penelitian.
·
Mengetahui
sumber informasi tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ketiga
bidang tersebut.
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
·
Memberikan/
menambah pengetahuan tentang pemanfaatan mikroteknik di bidang pendidika,
kesehatan, dan penelitian.
·
Memberikan
keterampilan dasar tentang dasar- dasar pembuatan preparat histologi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang pendidikan telah dilakukan di berbagai
jenjang pendidikan, khususnya jenjang Perguruan Tinggi.Mikroteknik merupakan
suatu teknik atau metode pembuatan sediaan histologi yang dapat bersifat
permanen(dapat diamati secara berulang- ulang) dan bersifat sementara (digunakan untuk satu kali pengamatan) yang
biasanya akan diamati dengan mikroskop untuk berbagai macam tujuan atau
keperluan.Sediaan yang digunakan untuk kegiatan pendidikan/ pembelajaran
histologi normal atau patologis jaringan merupakan sediaan yang bersifat sediaan permanen.
Produk mikroteknik dapat digunakan untuk kegiatan praktikum di Sekolah Lanjutan dan/ atau di Perguruan
Tinggi bagi mahasiswa, dosen yang membutuhkannya.Guru atau pengajar yang
dibekali dengan sediaan histologi akan lebih mudah menyampaikan materi pengajaran
yang berhubungan dengan sel dan jaringan kepada peserta didik.Proses
belajar- mengajar ini akan semakin
efektif lagi jika pengajar memahami bagaimana suatu sediaan histologi dibuat.
Sebagaimana kita ketahui, mikroteknik merupakan cara atau teknik yang
hasilnya dapat dipakai untuk menunjang
ilmu-ilmu baik zoology maupun botani, terutama anatomi, embriologi, serta
histologi. Kita seringkali berpendapat bahwa
mikroteknik senantiasa berurusan dengan proses yang mencakup mematikan makhluk
hidup serta mempersiapkannya bagi penelaahan dengan bantuan mikroskop. Pada
kenyataanya tidaklah selamanya demikian. Makhluk atau jaringan hidup dapat pula
dipakai sebagai bahan siapan untuk dipelajari dengan bantuan mikroskop.
Teknik-teknik
tertentu telah dirancang para ahli guna maksud untuk mempelajari tentang suatu
jaringan tertentu. Salah satu metode yang digunakan adalah Whole mount. Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati
dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada
metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa
sel, jaringan, organ maupun individu. Image yang dihasilkan oleh preparat whole
mount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti
ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan
hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja.
Proses pengamatan terhadap suatu morfologi tanaman dapat dilakuakan dengan beragai cara. Salah satu diantaranya adalah dengan membuat preparat awetan dari tanaman yang akan diamati. Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya.
Proses pengamatan terhadap suatu morfologi tanaman dapat dilakuakan dengan beragai cara. Salah satu diantaranya adalah dengan membuat preparat awetan dari tanaman yang akan diamati. Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya.
Whole Mount, metode ini sering diistilahkan karena pada
pembuatan preparatnya menggunakan semua bagian tanaman yang akan diamati. Tentu
saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada
objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan trimming
(pemangkasan) agar menjadi lebih rapi dan kecil. Contoh dari tanaman yang bias
dibuat preparat menggunkan preparat whole mount adalah
lumut, sori paku, daun dengan trikoma
dan daun dengan stomata. Proses pembuatan preparat dengan menggunakan
metode ini adalah melalui beberapa tahap seperti fiksasi bertahap, penggunaan
seri xylol berseri (10-20-30-40-50-60-70-80-90%) dalam alcohol absolute.
Metode whole mount mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan
metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap
bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya
adalah metode ini hanya biasa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang
kecil saja tidak biasa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus
dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan.
Dengan adanya pemanfaatan mikroteknik ini dalam bidang
pendidikan maka melalui kegiatan praktikum peserta didik dapat memahami
struktur vegetatif maupun reproduktif
dari individi lumut tanduk (Anthoceros
sp.) secara utuh (whole mount), sehingga praktikan dapat menambah
pengetahuannya dalam membuat preparat lumut tanduk.
Lumut tanduk secara umum menyerupai tumbuhan
lumut hati dan lumut sejati. Hal yang membedakan adalah pada lumut tanduk
mempunyai thalus sederhana yang seragam dan struktur sporofit yang kompleks
serta menghasilkan spora dalam waktu yang panjang. Berdasarkan jumlah genusnya,
lumut tanduk termasuk kecil dan sering dijumpai sangat melimpah pada tempat basah
seperti pinggir sungai, tepi danau (Manhattan,2008).
Dengan pengetahuan
dasar yang dimiliki peserta didik dalam proses pembuatan preparat histology,
maka mereka diajak untuk memberikan penilaian nengenai hasil percobaannya
dengan memaparkan kelebihan dan kekurangan preparat yang telah dibuatya. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, diperoleh image preparat lumut yang kurang maksimal.
Hal ini dikarenakan terjadinya kesalahan kecil pada beberapa prosedur yang
harus dilaksanakan. Seperti pada tahapan fiksasi, dimungkinkan pada tahapan ini
proses infiltrasi larutan FAA ke dalam preparat kurang maksimal sehingga
preparat lumut yang akan diamati beberapa strukturnya mengalami kerusakan atau
berubah. Selain pada tahapan fiksasi, dimungkinkan juga terjadi kesalahan pada
tahapan dehidrasi karena pada gambar masih tampak terdapat cairan di dalam sel
tumbuhan lumut. Pemberian mayer albumin yang terlalu banyak juga menimbukan
kontras yang sangat rendah antara preparat dengan lingkungan sekitarnya.
Hal ini terjadi karena
mayer albumin dapat mengikat zat pewarna yang sama dengan zat pewarna yang
diikat oleh preparat bahkan bisa saja lebih dominan dibandingkan zat warna yang
diikat oleh preparat.
II.2 MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG
PENELITIAN
Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang penelitian tidaklah asing lagi bagi
para ahli- ahli yang ingin melakukan suatu percobaan mengenai suatu sel dan
jaringan tertentu sesuai tujuan dan keperluan yang diharapkan. Bahkan bisa
dikatakan menjadi hal yang penting untuk memudahkan pengamatan mengenai fungsi
fisiologis sel seperti siklus sel, pembelahan sel, dan lain- lain.Untuk itu
perlu pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang pembuatan sediaan
histologi.
Untuk
mempelajari sifat- sifat sel dan membedakan sel- sel yang mengalami perlakuan
atau tidak mengalami perlakuan dalam percobaan tertentu maka sangat diperlukan
penelitian yang lebih spesifik untuk tujuan diagnose, pewarnaan biologis, dan
prosedur pewarnaan di dalam hubungannya dengan cahaya mikroskopis yang telah
menjadi alat utama dalam pengamatan kondisi histologis organ yang diamati yang
tentunya telah diambil dan dibuat dalam
bentuk preparat histologi.
Dengan
menggunakan teknik pewarnaan tersebut, maka sampel jaringan atau organ atau
mikroorganisme yang akan diteliti akan lebih mudah lagi diamati di bawah
mikroskop. Metode ini sangat berguna dalam melakukan peneliti mikrobiologi atau
jaringan atau organ. Misalnya, sebagai contoh yaitu dalam pembuatana preparat
tentang organ insang dan organ dalam (hati dan pankreas)ikan Bandeng. Sampel
yang diambil adalah sayatan tipis dari jaringan organ tersebut.. Untuk dapat
membedakan lebih mudah tentang kondisi sel dan jaringan dari organ tersebut,
maka kita dapat menggunakan teknik pewarnaan pada jaringan itu.
Dalam penelitian
ini tidak terlepas dari salah satu
penggunaan metode mikroteknik untuk mengamati kondisi histologis suatu
jaringan.Seperti masalah yang terjadi pada lingkungan perairan yang mengalami
pencemaran berbagai bahan esensial dan nonesensial yang dapat terjadi pada
badan air dalam lingkungan perairan yang memperlihatkan kerusakan insang dan
organ dalam (hati dan pancreas) pada juvenile ikan bandeng yang tercemar logam
timbale(Pb).
Dari hasil pengamatan
preparat histologi ikan bandeng yang
telah tercemar logam timbale pada konsentrasi yang berbeda menunjukkan kondisi
histologis yang berbeda pula.Kerusakan lamella insang terjadi sejalan dengan
semakin tingginya konsentrasi logam timbal.kerusakan yang terjadi mengakibatkan
system respirasi ikan terhambat dan pada akhirnya mapu menyebabkan kematian
ikan. Selain itu, pada konsentrasi tertentu menyebabkan hati dan pancreas
menjadi rusak.
Lamella insang
mengalami hipertropi, hyperplasia, dan nekrosis berturut- turut berdasarkan
peningkatan konsentrasi Pb ; 0,05 ppm, 0,1 ppm, danm 0,15 ppm, dimana kerusakan
– kerusakan tersebut menyebabkan kematian juvenile ikan banding. Hati mengalami
perubahan dari cloudy swelling menuju ke degenerasi lemak. Sedangkan pada
pancreas dengan pemaparan Pb konsentrasi 0,05 ppm dalam kondisi normal.pankreas
mengalami perubahan berupa dekstruksi proteolitik pada konsentarsi Pb 0,1 ppm
dan nekrosis lemak pada konsentrasi 0,15 ppm.
Dalam hal ini mikroteknik bermanfaat dalam mengkaji
informasi mengenai berbahayanya logam
terhadap kehidupan organisme perairan melalui pengamatan hasil preparat
histologi juvenil ikan bandeng yangtercemar timbal.
II.3
MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG KESEHATAN
Penyakit akan
menyebabkan terjadinya kelainan pada jaringan. Kelainan yang terjadi tersebut
merupakan hal yang penting pada penelaahan patologis. Baik specimen hewan
maupun tumbuhan umumnya memerlukan penelaahan secara mikroskopis untuk dapat
mengidentifikasikan jenis penyakit yang dapat menyebabkan kelainan patologis
tadi. Tumor dan infeksi merupakan penyebab utama terjadinya kelainan pada
jaringan. Tumor pada manusia, hewan, dan tumbuhan umumnya tidak menular pada
manusia, sehingga tidak berbahaya dalam menganganinya. Bagian utama atau tertua
suatu tumor biasanya merupakan jaringan yang sudah mati atau dalam proses
kematian, sehingga bagian tersebut bukan merupakan bagian baik untuk menelaah
perbedaan pertumbuhan normal dan tidak normal.
Dalam hal ini mikroteknik dalam bidang pendidikan berperan / bermanfaat untuk mendiagnose
suatu penyakit.Contoh yang paling mudah kita amati
untuk mendiagnosa suatu penyakit adalah melalui darah pada penyakit malaria. Dengan membuat sediaan darah
dari manusia maka dapat diamati dan dibandingkan kondisi histologis darah yang
normal dengan darah seseorang yang terkena penyakit malaria melalui sediaan
apusan darah(metoda sediaan ulas).
Secara umum,
jenis cairan yang berisikan sel- sel ataupun komponen – komponen tertentu,
melaluiu metode sdiaan ulas ini akan dapat ditelaah dengan bantuan mikroskop.
Sediaan ulas dapat diperoleh dengan melalui remasan (squashing), dapat pula
melalui tekanan tisu oleh kaca preparat bersih sehingga tisu tadi akan melekat
danmanakala gelas preparat tadi diangkat secara langsung maka berbagai elemen
selnya akan ikut terangkat untuk ditelaah. Cara ini hanya dilakukan bagi jenis
tisu yang sel- selnya mudah lepas seperti sumsum tulang (bone marow).cara
demikian dikenal dengan metoda ulasan
impresi (impression smear).
Jenis- jenis tisu lain misalnya kelenjar – kelenjar, syaraf dan bagian- bagian
permukaan tisu yang terluka, rusask karena proses yang patologis sifatnya dan
lainnya.
Secara umum,
jenis tisu yang biasa ditelaah melalui metode ulas ini adalah : darah, limfa,
cairan sumsum tulang belakang (liquor cerebospinalis), semen jantan, sediaan
air seni, serta beberapa lainnya. Masing- masing biasanya memerlukan teknik
perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasan atau penyebarannya pada kaca
preparat. Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya
umumnya dicairkan dengan air ataupun serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau
1 : 10. teknik sediaan ulas.
Adapun langkah – langkah dalam pembuatan
apusan darah adalah sebagai berikut :
Pertama dipilih jari manis sebelah kiri kemudian ditusuk dengan jarum
lancet yang sebelumnya ditetesi alkohol 70%. Pemilihan jari manis karena jari
tersebut mengandung banyak komponen-komponen darah dan lebih mudah menggumpal
sehingga bisa secepatnya dilihat golongan darahnya. Pemakaian jarum lancet
berguna untuk menyobek kulit dan mengalirkan darah yang akan dijadikan preparat
apusan. Darah manusia digunakan sebagai preparat karena lebih mudah dan sesuia
dengan tujuan asli preparat apusan yang pertama kali adalah untuk
mengidentifikasi adanya penyakit
malaria. Digunakan alkohol 70% adalah untuk sterilisasi kulit agar tidak
mengkontaminasi preparat. Tetes-tetes pertama 2-3 dihapus dengan kertas
penghisap karena mengandung alkohol sehingga mempengaruhi preparat apus dan
digunakana tetesan selanjutnya karena mengandung darah yang segar. Kemudian
gelas objek diletakkan pada sisi atau tepinya yang pendek di muka tetes darah
tersebut, lalu ditarik ke belakang sedikit sampai menyentuh lingkaran darah
tersebut sehingga kapiler yang menyebarkan darah merata ke kiri dan ke kanan
tepi gelas objek pertama. Sudut di antara keduanya gelas objek sebaiknya 450
bertujuan untuk meratakan darah pada gelas objek agar tidak tebal maupun
tipis. Selanjutnya gelas objek didorong maju ke depan, dengan kekuatan dan
kecepatan yang sama agar didapatkan film darah yang tipis dan sama rata karena
arah mendorong yang dilakukan menentukan hasil dari apusan darah (Jasmina,
2008).
Setelah itu preparat apusan yang telah dikeringkan
ke udara, difixir terlebih dahulu dengan
metil alkohol selama 5 menit. Metil alkohol berfungsi sebagai larutan fiksatif
yaitu mematikan sel tanpa merusak komponen-komponen darahnya. Kemudian diwarnai
dengan pewarna giemsa agar menyerap bagian-bagian darahnya. Perendaman selama
30 menit agar warnanya terserap dengan baik. Langkah selanjutnya perparat yang
telah diwarnai dicuci dengan air mengalir selama 5 menit agar hilang bekas
pewarna sehingga mudah diamati dengan mikroskop (Medic, 2008). Selanjutnya
preparat tersebut dikeringanginkan dan terakhir diamati butiran-butiran darahnya.
Mikroteknik
sangat diperlukan dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam metoda pewarnaan Pianese III B. Ini merupakan jenis pewarnaan yang
setelah dipublikasikan terus semakin luas cakupan penggunaannya. Semula metode
ini diciptakan oleh Pianese khusus bagi penelitian jenis-jenis jaringan tanaman
yang terkena infeksi jamur. Setelah itu dikembangkan dalam bidang kedokteran
guna penelitian jenis-jenis kanker pada manusia. Keistimewaan lain dari jenis
atau metode pewarnaan ini adalah bahwa metode ini merupakan salah satu contoh
penggunaan tiga jenis pewarnaan yang sekaligus dicampur dalam satu jenis
larutan.
Semua metode
pewarnaan ini dikhususkan bagi pewarnaan bakteri dan jenis jaringan yang patalogis
sifatnya, metode ini masih banyak digunakan pada penelitian laboratorium dan
masih selalu tercantum pada buku-buku tentang mikroteknik. Metode pewarnaan ini
lebih banyak dikenal dan dimanfaatkan baik pada kesehatan masyarakat maupun
pada militer daripada laboratorium penelitian biasa. Metode ini memberikan hasil
yang cepat dan terkadang dengan kontras yang lebih baik daripada dengan
pewarnaan Giemsa.
Dari semua
metode yang ada, maka metode yang paling banyak digunakan oleh para ahli
bakteri maupun ahli penyakit adalah yang dikenal dengan metoda pewarnaan Gram bagi bakteri. Pada mulanya metode
ini merupakan metode pewarnaan tunggal yang hanya akan mewarnai organisme yang
bersifat Gram positif. Kemudian metode ini diperluas penggunaannya dengan
menambahkan pewarna lain yang bertindak sebagai pewarna banding (counter stain) yang akan dapat mewarnai
bakteri yang bersifat Gram negatif.
Metode pewarnaan
ini dapat diaplikasikan baik pada metode ulas (smear) maupun pada metode sayatan. Bila diaplikasikan pada metode
ulasan, maka umumnya kaca preparat diletakkan secara horizontal.
BAB III
PENUTUP
III.1
SIMPULAN
·
Mikroteknik memiliki manfaat
yang besar dalam membantu pengamatan mengenai sel dan jaringan, baik dalam
bidang pendidikan, penelitian, maupun dalam bidang kesehatan.
·
Whole mount
merupakan metode pembuatan preparat tanpa didahului adanya
proses pemotongan, sehingga memiliki kelebihan dan kekurangan.
·
Dalam memudahkan pengamatan
kondisi histologis suatu sel dan jaringan maka jaringan yang mengandung sel itu
harus dibuat jadi sediaan atau preparat mikroskopik terlebih dahulu.
·
Teknik untuk membuat sediaan
ini disebut teknik mikro (mikroteknik)dimana jarinna disayat tipis dengna
mikrotom, dilakatkan pada gelas objek, diwarnai, ditutup dengna gelas penutup,
dan akhirnya direkat sehingga menjadi awet guna pengamatan berulang- ulang.
·
Dengan menggunakan teknik pewarnaan tersebut,
maka sampel jaringan atau organ atau mikroorganisme yang akan diteliti akan
lebih mudah lagi diamati di bawah mikroskop
III.2 SARAN
·
Dalam penerapan mikroteknik
dalam bidang pendidikan sebaiknya peserta didik memahami dasar- dasar
pengetahuan mikroteknik untuk proses kegiatan praktikum di laboratorium secara
langsung.
·
Untuk memperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam mengenai mikroteknik dalam bidang pendidikan sebaiknya
peserta didik diperkenalkan alat- alat dan bahan- bahan yang ada di dalam
laboratorium mikroteknik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Wisnu. . Mikroteknik. Departemen pendidikan dan
kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi pusat antar universitas ilmu
hayat institute pertanian bogor
: Bogor.
Mohamad, K., I. Djuwita, B. Arief,
S. Imam. 2005. Vitrivikasi ovarium mencit menggunakan etilen glikol dan dmso
sebagai krioprotektan dan viabilitasnya pasca autotransplantasi di subkapsula
ginjal. Media Kedokteran Hewan (21)1: 23-27
Suntoro, Handari. 1983. Metode
Pewarnaan (histology dan histokimia). Bharata Karya Aksara : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar