Sabtu, 22 September 2012

MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG KESEHATAN,PENDIDIKAN DAN KESEHATAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mikroteknik merupakan ilmu kajian yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan penelitian. Masing- masing bidang memiliki peranan sesuai dengan hal- hal yang dibahas di bidangnya. Pengetahuan dasar mikroteknik diperlukan guna menghasilkan suatu kajian- kajian yang bersifat membantu dan  mengembangkan keahlian dalam penemuan hal- hal penting yang berhubungan dengan peran pendidikan, kesehatan dan penelitian dalam pengetahuan histologi.
Dengan membahas berbagai kemungkinan pengembangan teknik masa kini untuk keperluan masa datang dalam kajian mikroteknik, kiranyan dapat disadari manfaat dan peran mikroteknik dalam bidang pendidikan, penelitian dan kesehatan.
Pembahasan mengenai mikroteknik dalm bidang- bidang tersebut membawa kita  agar berusaha memahami fakta dan menjelaskam fakta dari berbagai sumber sehingga dapat diketahui manfaatnya dengan baik.
  1. Permasalahan
Dalam pemanfaatan mikroteknik untuk keperluan/ tujuaan tertentu baik di bidang pendidikan, penelitian dan kesehatan dibutuhkan upaya- upaya dan metode- metode yang banyak digunakan dan pada umumnya tidak dipahami oleh pihak pelajar mengenai manfaat apa saja yang diberikan mikroteknik dalam ketiga bidang tersebut. Terkadang juga  menimbulkan kesalahan dalam penempatan manfaat dari ketiga bidang tersebut. Untuk itulah perlu dipaparkan manfaat mikroteknik dalam bidang – bidang tersebut.
  1. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
·         Memberikan pemahaman mengenai perbedaan manfaat mikroteknik dalam bidang pendidikan, kesehatan dan penelitian.
·         Mengetahui sumber informasi tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ketiga bidang tersebut.
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
·         Memberikan/ menambah pengetahuan tentang pemanfaatan mikroteknik di bidang pendidika, kesehatan, dan penelitian.
·         Memberikan keterampilan dasar tentang dasar- dasar pembuatan preparat histologi.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang pendidikan telah dilakukan di berbagai jenjang pendidikan, khususnya jenjang Perguruan Tinggi.Mikroteknik merupakan suatu teknik atau metode pembuatan sediaan histologi yang dapat bersifat permanen(dapat diamati secara berulang- ulang) dan bersifat sementara (digunakan untuk satu kali pengamatan) yang biasanya akan diamati dengan mikroskop untuk berbagai macam tujuan atau keperluan.Sediaan yang digunakan untuk kegiatan pendidikan/ pembelajaran histologi normal atau patologis jaringan merupakan sediaan yang bersifat sediaan permanen.
Produk mikroteknik dapat digunakan untuk kegiatan praktikum di Sekolah Lanjutan dan/ atau di Perguruan Tinggi bagi mahasiswa, dosen yang membutuhkannya.Guru atau pengajar yang dibekali dengan sediaan histologi akan lebih mudah menyampaikan materi pengajaran yang berhubungan dengan sel dan jaringan kepada peserta didik.Proses belajar-  mengajar ini akan semakin efektif lagi jika pengajar memahami bagaimana suatu sediaan histologi dibuat.
Sebagaimana kita ketahui, mikroteknik merupakan cara atau teknik yang hasilnya dapat dipakai untuk menunjang ilmu-ilmu baik zoology maupun botani, terutama anatomi, embriologi, serta histologi. Kita seringkali berpendapat bahwa mikroteknik senantiasa berurusan dengan proses yang mencakup mematikan makhluk hidup serta mempersiapkannya bagi penelaahan dengan bantuan mikroskop. Pada kenyataanya tidaklah selamanya demikian. Makhluk atau jaringan hidup dapat pula dipakai sebagai bahan siapan untuk dipelajari dengan bantuan mikroskop.
Teknik-teknik tertentu telah dirancang para ahli guna maksud untuk mempelajari tentang suatu jaringan tertentu. Salah satu metode yang digunakan adalah Whole mount. Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Image yang dihasilkan oleh preparat whole mount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja.
Proses pengamatan terhadap suatu morfologi tanaman dapat dilakuakan dengan beragai cara. Salah satu diantaranya adalah dengan
membuat preparat awetan
dari tanaman yang akan diamati. Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya.
Whole Mount, metode ini sering diistilahkan karena pada pembuatan preparatnya menggunakan semua bagian tanaman yang akan diamati. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan trimming (pemangkasan) agar menjadi lebih rapi dan kecil. Contoh dari tanaman yang bias dibuat preparat menggunkan preparat whole mount adalah lumut, sori paku, daun dengan trikoma dan daun dengan stomata. Proses pembuatan preparat dengan menggunakan metode ini adalah melalui beberapa tahap seperti fiksasi bertahap, penggunaan seri xylol berseri (10-20-30-40-50-60-70-80-90%) dalam alcohol absolute.
 Metode whole mount mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya biasa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak biasa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan.
Dengan adanya pemanfaatan mikroteknik ini dalam bidang pendidikan maka melalui kegiatan praktikum peserta didik dapat memahami struktur vegetatif maupun reproduktif  dari individi lumut tanduk (Anthoceros sp.) secara utuh (whole mount), sehingga praktikan dapat menambah pengetahuannya dalam membuat preparat lumut tanduk.
Lumut tanduk secara umum menyerupai tumbuhan lumut hati dan lumut sejati. Hal yang membedakan adalah pada lumut tanduk mempunyai thalus sederhana yang seragam dan struktur sporofit yang kompleks serta menghasilkan spora dalam waktu yang panjang. Berdasarkan jumlah genusnya, lumut tanduk termasuk kecil dan sering dijumpai sangat melimpah pada  tempat  basah  seperti pinggir sungai, tepi danau (Manhattan,2008).
Dengan pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik dalam proses pembuatan preparat histology, maka mereka diajak untuk memberikan penilaian nengenai hasil percobaannya dengan memaparkan kelebihan dan kekurangan preparat yang telah dibuatya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh image preparat lumut yang kurang maksimal. Hal ini dikarenakan terjadinya kesalahan kecil pada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan. Seperti pada tahapan fiksasi, dimungkinkan pada tahapan ini proses infiltrasi larutan FAA ke dalam preparat kurang maksimal sehingga preparat lumut yang akan diamati beberapa strukturnya mengalami kerusakan atau berubah. Selain pada tahapan fiksasi, dimungkinkan juga terjadi kesalahan pada tahapan dehidrasi karena pada gambar masih tampak terdapat cairan di dalam sel tumbuhan lumut. Pemberian mayer albumin yang terlalu banyak juga menimbukan kontras yang sangat rendah antara preparat dengan lingkungan sekitarnya.
Hal ini terjadi karena mayer albumin dapat mengikat zat pewarna yang sama dengan zat pewarna yang diikat oleh preparat bahkan bisa saja lebih dominan dibandingkan zat warna yang diikat oleh preparat.

II.2 MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG PENELITIAN
Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang penelitian tidaklah asing lagi bagi para ahli- ahli yang ingin melakukan suatu percobaan mengenai suatu sel dan jaringan tertentu sesuai tujuan dan keperluan yang diharapkan. Bahkan bisa dikatakan menjadi hal yang penting untuk memudahkan pengamatan mengenai fungsi fisiologis sel seperti siklus sel, pembelahan sel, dan lain- lain.Untuk itu perlu pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang pembuatan sediaan histologi.
Untuk mempelajari sifat- sifat sel dan membedakan sel- sel yang mengalami perlakuan atau tidak mengalami perlakuan dalam percobaan tertentu maka sangat diperlukan penelitian yang lebih spesifik untuk tujuan diagnose, pewarnaan biologis, dan prosedur pewarnaan di dalam hubungannya dengan cahaya mikroskopis yang telah menjadi alat utama dalam pengamatan kondisi histologis organ yang diamati yang tentunya telah diambil dan dibuat  dalam bentuk preparat histologi.
Dengan menggunakan teknik pewarnaan tersebut, maka sampel jaringan atau organ atau mikroorganisme yang akan diteliti akan lebih mudah lagi diamati di bawah mikroskop. Metode ini sangat berguna dalam melakukan peneliti mikrobiologi atau jaringan atau organ. Misalnya, sebagai contoh yaitu dalam pembuatana preparat tentang organ insang dan organ dalam (hati dan pankreas)ikan Bandeng. Sampel yang diambil adalah sayatan tipis dari jaringan organ tersebut.. Untuk dapat membedakan lebih mudah tentang kondisi sel dan jaringan dari organ tersebut, maka kita dapat menggunakan teknik pewarnaan pada jaringan itu.
Dalam penelitian ini tidak  terlepas dari salah satu penggunaan metode mikroteknik untuk mengamati kondisi histologis suatu jaringan.Seperti masalah yang terjadi pada lingkungan perairan yang mengalami pencemaran berbagai bahan esensial dan nonesensial yang dapat terjadi pada badan air dalam lingkungan perairan yang memperlihatkan kerusakan insang dan organ dalam (hati dan pancreas) pada juvenile ikan bandeng yang tercemar logam timbale(Pb).
Dari hasil pengamatan preparat histologi ikan bandeng  yang telah tercemar logam timbale pada konsentrasi yang berbeda menunjukkan kondisi histologis yang berbeda pula.Kerusakan lamella insang terjadi sejalan dengan semakin tingginya konsentrasi logam timbal.kerusakan yang terjadi mengakibatkan system respirasi ikan terhambat dan pada akhirnya mapu menyebabkan kematian ikan. Selain itu, pada konsentrasi tertentu menyebabkan hati dan pancreas menjadi rusak.
Lamella insang mengalami hipertropi, hyperplasia, dan nekrosis berturut- turut berdasarkan peningkatan konsentrasi Pb ; 0,05 ppm, 0,1 ppm, danm 0,15 ppm, dimana kerusakan – kerusakan tersebut menyebabkan kematian juvenile ikan banding. Hati mengalami perubahan dari cloudy swelling menuju ke degenerasi lemak. Sedangkan pada pancreas dengan pemaparan Pb konsentrasi 0,05 ppm dalam kondisi normal.pankreas mengalami perubahan berupa dekstruksi proteolitik pada konsentarsi Pb 0,1 ppm dan nekrosis lemak pada konsentrasi 0,15 ppm.
Dalam hal ini mikroteknik bermanfaat dalam mengkaji informasi  mengenai berbahayanya logam terhadap kehidupan organisme perairan melalui pengamatan hasil preparat histologi juvenil ikan bandeng yangtercemar timbal.

II.3 MANFAAT MIKROTEKNIK DALAM BIDANG KESEHATAN

Penyakit akan menyebabkan terjadinya kelainan pada jaringan. Kelainan yang terjadi tersebut merupakan hal yang penting pada penelaahan patologis. Baik specimen hewan maupun tumbuhan umumnya memerlukan penelaahan secara mikroskopis untuk dapat mengidentifikasikan jenis penyakit yang dapat menyebabkan kelainan patologis tadi. Tumor dan infeksi merupakan penyebab utama terjadinya kelainan pada jaringan. Tumor pada manusia, hewan, dan tumbuhan umumnya tidak menular pada manusia, sehingga tidak berbahaya dalam menganganinya. Bagian utama atau tertua suatu tumor biasanya merupakan jaringan yang sudah mati atau dalam proses kematian, sehingga bagian tersebut bukan merupakan bagian baik untuk menelaah perbedaan pertumbuhan normal dan tidak normal.
Dalam hal ini mikroteknik dalam bidang pendidikan   berperan / bermanfaat untuk mendiagnose suatu penyakit.Contoh yang paling mudah kita amati untuk mendiagnosa suatu penyakit adalah melalui darah pada penyakit malaria. Dengan membuat sediaan darah dari manusia maka dapat diamati dan dibandingkan kondisi histologis darah yang normal dengan darah seseorang yang terkena penyakit malaria melalui sediaan apusan darah(metoda sediaan ulas).
Secara umum, jenis cairan yang berisikan sel- sel ataupun komponen – komponen tertentu, melaluiu metode sdiaan ulas ini akan dapat ditelaah dengan bantuan mikroskop. Sediaan ulas dapat diperoleh dengan melalui remasan (squashing), dapat pula melalui tekanan tisu oleh kaca preparat bersih sehingga tisu tadi akan melekat danmanakala gelas preparat tadi diangkat secara langsung maka berbagai elemen selnya akan ikut terangkat untuk ditelaah. Cara ini hanya dilakukan bagi jenis tisu yang sel- selnya mudah lepas seperti sumsum tulang (bone marow).cara demikian dikenal dengan metoda ulasan impresi (impression smear). Jenis- jenis tisu lain misalnya kelenjar – kelenjar, syaraf dan bagian- bagian permukaan tisu yang terluka, rusask karena proses yang patologis sifatnya dan lainnya.
Secara umum, jenis tisu yang biasa ditelaah melalui metode ulas ini adalah : darah, limfa, cairan sumsum tulang belakang (liquor cerebospinalis), semen jantan, sediaan air seni, serta beberapa lainnya. Masing- masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasan atau penyebarannya pada kaca preparat. Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air ataupun serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10. teknik sediaan ulas.

Adapun langkah – langkah dalam pembuatan apusan darah adalah sebagai berikut :
Pertama dipilih jari manis sebelah kiri kemudian ditusuk dengan jarum lancet yang sebelumnya ditetesi alkohol 70%. Pemilihan jari manis karena jari tersebut mengandung banyak komponen-komponen darah dan lebih mudah menggumpal sehingga bisa secepatnya dilihat golongan darahnya. Pemakaian jarum lancet berguna untuk menyobek kulit dan mengalirkan darah yang akan dijadikan preparat apusan. Darah manusia digunakan sebagai preparat karena lebih mudah dan sesuia dengan tujuan asli preparat apusan yang pertama kali adalah untuk mengidentifikasi adanya penyakit malaria. Digunakan alkohol 70% adalah untuk sterilisasi kulit agar tidak mengkontaminasi preparat. Tetes-tetes pertama 2-3 dihapus dengan kertas penghisap karena mengandung alkohol sehingga mempengaruhi preparat apus dan digunakana tetesan selanjutnya karena mengandung darah yang segar. Kemudian gelas objek diletakkan pada sisi atau tepinya yang pendek di muka tetes darah tersebut, lalu ditarik ke belakang sedikit sampai menyentuh lingkaran darah tersebut sehingga kapiler yang menyebarkan darah merata ke kiri dan ke kanan tepi gelas objek pertama. Sudut di antara keduanya gelas objek sebaiknya 450 bertujuan untuk meratakan darah pada gelas objek agar tidak tebal maupun tipis. Selanjutnya gelas objek didorong maju ke depan, dengan kekuatan dan kecepatan yang sama agar didapatkan film darah yang tipis dan sama rata karena arah mendorong yang dilakukan menentukan hasil dari apusan darah (Jasmina, 2008).
Setelah itu preparat apusan yang telah dikeringkan  ke udara, difixir terlebih dahulu dengan metil alkohol selama 5 menit. Metil alkohol berfungsi sebagai larutan fiksatif yaitu mematikan sel tanpa merusak komponen-komponen darahnya. Kemudian diwarnai dengan pewarna giemsa agar menyerap bagian-bagian darahnya. Perendaman selama 30 menit agar warnanya terserap dengan baik. Langkah selanjutnya perparat yang telah diwarnai dicuci dengan air mengalir selama 5 menit agar hilang bekas pewarna sehingga mudah diamati dengan mikroskop (Medic, 2008). Selanjutnya preparat tersebut dikeringanginkan dan terakhir diamati butiran-butiran darahnya.
Mikroteknik sangat diperlukan dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam metoda pewarnaan Pianese III B. Ini merupakan jenis pewarnaan yang setelah dipublikasikan terus semakin luas cakupan penggunaannya. Semula metode ini diciptakan oleh Pianese khusus bagi penelitian jenis-jenis jaringan tanaman yang terkena infeksi jamur. Setelah itu dikembangkan dalam bidang kedokteran guna penelitian jenis-jenis kanker pada manusia. Keistimewaan lain dari jenis atau metode pewarnaan ini adalah bahwa metode ini merupakan salah satu contoh penggunaan tiga jenis pewarnaan yang sekaligus dicampur dalam satu jenis larutan.
Semua metode pewarnaan ini dikhususkan bagi pewarnaan bakteri dan jenis jaringan yang patalogis sifatnya, metode ini masih banyak digunakan pada penelitian laboratorium dan masih selalu tercantum pada buku-buku tentang mikroteknik. Metode pewarnaan ini lebih banyak dikenal dan dimanfaatkan baik pada kesehatan masyarakat maupun pada militer daripada laboratorium penelitian biasa. Metode ini memberikan hasil yang cepat dan terkadang dengan kontras yang lebih baik daripada dengan pewarnaan Giemsa.

Dari semua metode yang ada, maka metode yang paling banyak digunakan oleh para ahli bakteri maupun ahli penyakit adalah yang dikenal dengan metoda pewarnaan Gram bagi bakteri. Pada mulanya metode ini merupakan metode pewarnaan tunggal yang hanya akan mewarnai organisme yang bersifat Gram positif. Kemudian metode ini diperluas penggunaannya dengan menambahkan pewarna lain yang bertindak sebagai pewarna banding (counter stain) yang akan dapat mewarnai bakteri yang bersifat Gram negatif.

Metode pewarnaan ini dapat diaplikasikan baik pada metode ulas (smear) maupun pada metode sayatan. Bila diaplikasikan pada metode ulasan, maka umumnya kaca preparat diletakkan secara horizontal.


















BAB III
PENUTUP
III.1 SIMPULAN
·               Mikroteknik memiliki manfaat yang besar dalam membantu pengamatan mengenai sel dan jaringan, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, maupun dalam bidang kesehatan.
·               Whole mount merupakan metode pembuatan preparat tanpa didahului adanya proses pemotongan, sehingga memiliki kelebihan dan kekurangan.
·               Dalam memudahkan pengamatan kondisi histologis suatu sel dan jaringan maka jaringan yang mengandung sel itu harus dibuat jadi sediaan atau preparat mikroskopik terlebih dahulu.
·               Teknik untuk membuat sediaan ini disebut teknik mikro (mikroteknik)dimana jarinna disayat tipis dengna mikrotom, dilakatkan pada gelas objek, diwarnai, ditutup dengna gelas penutup, dan akhirnya direkat sehingga menjadi awet guna pengamatan berulang- ulang.
·                Dengan menggunakan teknik pewarnaan tersebut, maka sampel jaringan atau organ atau mikroorganisme yang akan diteliti akan lebih mudah lagi diamati di bawah mikroskop

III.2 SARAN
·               Dalam penerapan mikroteknik dalam bidang pendidikan sebaiknya peserta didik memahami dasar- dasar pengetahuan mikroteknik untuk proses kegiatan praktikum di laboratorium secara langsung.
·               Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai mikroteknik dalam bidang pendidikan sebaiknya peserta didik diperkenalkan alat- alat dan bahan- bahan yang ada di dalam laboratorium mikroteknik tersebut.






DAFTAR PUSTAKA

Gunarso, Wisnu.         . Mikroteknik. Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi pusat antar universitas ilmu hayat institute pertanian bogor : Bogor.
Mohamad, K., I. Djuwita, B. Arief, S. Imam. 2005. Vitrivikasi ovarium mencit menggunakan etilen glikol dan dmso sebagai krioprotektan dan viabilitasnya pasca autotransplantasi di subkapsula ginjal. Media Kedokteran Hewan (21)1: 23-27
Suntoro, Handari. 1983. Metode Pewarnaan (histology dan histokimia). Bharata Karya Aksara : Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar