BAB I
PENDAHULUAN
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka
bumi sekarang ini. Dalam jumlah, mereka mereka melebihi semua hewan melata
darat lainnya dan praktis mereka terdapat di mana- mana. Beberapa ratus ribu
jenis yang berbeda- beda telah diuraikan lebih banyak daripada sisa dunia
hewan.
Kelompok insekta disebut juga heksapoda (kakinya
berjumlah enam) merupakan kelas yang terbesar di dalam filum artropoda.
Memiliki anggota mencapai kurang lebuh 80 % atau 675.000 spesis dari kehidupan
hewan yang terbesar di seluruh penjuru dunia, yang penyebarannya sangat meluas
dengan juimlah anggota paling besar di alam. Habitatnya di darat, air tawar,
tanah/ lumpur dan di dalam tumbuh- tumbuhan. Ilmu yang khusus mempelajari
tentang serangga disebut dengan entomologi.
Pengetahuan tentang anatomi penting untuk mengetahui
bagaimana serangga hidup dan mereka dapat dibedakan antara serangga yang satu
dengan yang lainnya dan dengan hewan yang lainnya.Untuk mempelajari anatomi
serangga sering digunakan anatomi belalang
(Orthoptera) karena anatomi belalang
merupakan anatomi dasar. Secara umum anatomi belalang memiliki karakter yang
dapat mewakili anatomi umum seekor serangga. Tubuh belalang dapat dibedakan
menjadi kepala, dada, dan abdomen. Belalang memiliki dua pasang sayap, tiga
pasang kaki, dan sepasang antena. Cici- ciri tersebut merupakan anatomi umum
yang membedakan seekor serangga dengan hewan lainnya.
Serangga makan hampir makan segala macam, tidak terbatas
makanan , dan mereka makan dalam bannyak cara yang berbeda- beda. Ribuan jenis
makan tumbuhan, secara praktis tiap- tiap macam- macam tumbuhan (di darat atau
dalam air tawar) dimakan oleh berbagai jenis serangga. Serangga pemakan
tumbuhan makan hampir setiap bagian tumbuhan; ulat, kumbang daun, dan kutu lon
cat makan daun, aphid makan batang, lundi- lundi putih makan akar, kumbang
moncong panjang tertentu dan larva ngengat makan buah- buahan, dan sebagainya.
Serangga- serangga ini dapat makan bagian luar tumbuh- tumbuhan, atau mereka
dapat menggali lubang masuk dalam tumbuhan. Ribuan serangga bersifat karnivor,
makan hewan- hewan lain, beberapa adalah pemangsa, dan sejumlah serangga adalah
parasit. Banyak serangga yang makan vertebrata adalah penghisap darah; beberapa
dari serangga ini, seperti nyamuk, kutu pinjal, dan kepinding tertentu, tidak
hanya hama yang mengganggu karena gigitan mereka, tetapi dapat bertindak
sebagai vektor- vektor penyakit. Beberapa serangga makan kayu yang disimpan;
beberapa lainnya makan berbagai bahan pakaian; dan banyak serangga makan bahan
yang sedang membusuk.
Tawon- tawon penggali mempunyai metode menyimpan makanan
yang menarik yang dikumpulkan dan disimpan untuk anak- anak mereka. Tawon-
tawon ini menggali lubang di dalam tanah, melengkapi mereka dengan suatu tipe
korban tertentu (biasanya serangga – serangga lain atau laba- laba) dan
kemudian meletakkan telur- telur mereka (biasanya pada tubuh seekor hewan
korban).Banyak serangga akan menimbulkan suatu
gigitan yang menyakitkan bila dipegang. Gigitan tersebut mungkin hanya sebagai
suatu cubitan yang sakkit karena geraham- geraham yang kuat, tetapi gigitan
nyamuk, pinjal, lalat- lalat hitam, serangga- serangga pembunuh, dan banyak
lainnya adalah seperti suntikan jarum suntik; rangsangan itu disebabkan karana air liur yang diinjeksikan pada waktu
gigitan tersebut.
Ekskresi merupakan proses yang terlibat dalam homeostasis
yang tarjadi pada makhluk hidup, termasuk serangga.preses tersebut memungkinkan
serangga mampu memprtahankan kekonstanan medium dalam (lingkungan dalam)
meskipun lingkungan luarnya mengalami perubahan . Ekskresi merupakan eliminasi
atau pengeluaran zat buangan hasil metabolisme dari tubuh serangga. Produk
ekskresi utama pada hewan tidak semata- mata merupakan zat buangan dan tidak bermanfaat bagi tubuh, tetapi kenyataannya
banyak produk ekskresi yang berguna bagi tubuh sebelum diekskresi.Asam urat
merupakan zat ekskresi pada insekta. Asam urat dapat disimpan di dalam sel,
jaringan atau alat tubuh tanpa menimbulkan dampak dalam masalah keracunan,
hanya memerlukan sedikit air untuk mengekskresiknnya.
Pada insekta, sistem peredaran darahnya terbuka, yaitu
suatu sistem dimana darah yang dipompa oleh jantung kemudian beredar melalui
rangkaian pembuluh darah arteri menuju ke ruang terbuka yang dikenal dengan
nama hemocoel atau blastocoel. Ruang terbuka ini pada
umunya terletak di antara ektoderm dan endoderm. Cairan yang terdapat di dalam
hemocoel disebut hemolimf yang tidak beredar melalui pembuluh darah kapiler,
tetapi langsung menggenangi sel- sel.Ciri utama dari sistem peredaran darah
terbuka adalah mempunyai kemampuansangat terbatas untuk mengubah kecepatan dan
penyebaran aliran darah. Akibatnya pengubahan pengambilan oksigen berjalan
lambat dan jumlah maksimum laju pemindahan oksigen setiap satuan berat badan
adalah kecil. Pada insekta, masalah ini dihindari dengan melibatkan sistem
trakhea dimana pengangkutan O2 dan CO2 dapat langsung
menuju ke sel – sel jaringan melalui pipa yang berisi udara.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 SISTEM PENCERNAAN
Serangga makan hampir segala zat organik yang terdapat di
alam, dan sistem- sistem pencernaan meraka menunjukkan variasi yang
besar.Sistem pencernaan pada serangga dilengkapi dengan adanya saluran
pencernaan dan beberapa kelenjar yang berhubungan dengan salura pencernaan,
misalnya kelenjar ludah, gastric caeca dan
tabung Malpighi.
Saluran pencernaan serangga berbentuk suatu saluran,
biasanya agak berkelok, yang memanjag dari mulut sampai anus.Saluran pencernaan
dibagi tiga bagian :
1.
Foregut (stomodeum) – usus bagian depan
2.
Midgut (mesenteron) – usus bagian tengah
3.
Hind gut (proctodeum) – usus bagian belakang
Kedua
usus depan dan belakang berasal dari jaringan ektoderm dan dilapisi sebelah
dalamnya oleh satu lapisan tipis kutikula yang disebut intima. Kutikula ini dikelupaskan pada setiap ganti kulitbersama-
sama dengan bagian luar eksoskeleton.
Di antara stomodeum (foregut)
dan masentron (midgut) terdapat katup
cardiac valve (stomadeal) sedangkan antara mesenteron (midgut) dan proctodenum (hindgut)
terdapat katup pyloric valvae (proctodeal).
II.1.1 Foregut (stomodeum)
Usus bagian depan merupakan organ untuk menyimpan
makanan, akan tetapi juga berfungsi untuk menghancurkan dan mencampur makanan.
Kebanyakan serangga memiliki sepasang kelenjar yang
terletak di bawah bagian anterior dari saluran pencernaan. Saluran – saluran
dari kelenjar ini memanjang ke depan dan bergabung menjadi satu saluran umum
dan bermuara dekat dasar labium atau hipofaring. Kelenjar – kelenjar labium ini (dinamakan demikian karena mereka
bermuara pada dasar labium) biasanya berfungsi sebagai kelenjar – kelenjar air
liur. Seringkali terdapat pembesaran saluran dari masing – masing kelenjar yang berfungsi sebagai satu
penampung bagi sekresi air liur.Kelenjar – kelenjar labium pada larva
Lepidoptera, Trichoptera, dan Hymenoptera mengeluarkan sutera, yang dipakai dalam pembuatan kokon dan tempat berlindung
dan dalam penghimpunan makanan oleh Trichoptera penganyam benang jaring.
Usus depan biasanya dibedakan menjadi faring (phyx, tepat di belakang mulut), esofagus, (eso, saluran ramping yang memanjang ke bagian balakang faring), crop (cp, pembesaran bagian belakang usus depan), dan proventrikulus. Pada ujung posteriornya
terdapat kelep stomodaeum, yang
mengatur jalannya makanan antara usus depan dan usus tengah. Pada beberapa kelompok,
seperti lipas dan rayap, proventrikulus
mungkin mengandung perlengkapan gerigi di
bagian dalam, gerigi ini dipergunakan selanjutnya untuk menggilas sebelum makanan masuk usus tengah. Intima disekresikan oleh epitel usus dapan dan secara relatif impermeabel
(tak tembs cairan). Intima dan epitelium seringkali terdapat secara
longitudinal. Sebelah luar epitelium itu adalah suatu lapisan bagian dalam urat – urat daging longitudinal dan
suatu lapisan luar urat – urat daging
sirkuler.Kadang – kadang urat – urat daging longitudinal mempunyai
penyelipan (insersio)pada intima. Bagian usus depan diperlengkapi dengan urat –
urat daging pembuka, yang asal – usulnya pada dinding- dinding dan apodema –
apodema kepala dan thoraks dan penyelipan – penyelipan mereka pada lapisa –
lapisan urat daging stomodeum, ephitelium atau intima. Ini paling bagus
berkembang di daerah faring pada serangga – serangga penghisap, dimana mereka
mengubah faring menjadi suatu pompa penghisap.Tembolok dikhususkan untuk penyimpanan makanan sementara. Tembolok
mungkin satu pembesaran usus depan yang sederhana, atau seperti pada nyamuk dan
Lepidoptera, tembolok adalah suatu
penonjolan lateral saluran pencernaan. Sedikit atau tidak, ada pencernaan
makanan terjadi di dalam usus depan.
II.1.2 Midgut (mesenteron)
Usus tengah (midgut) biasanya adalah suatu saluran yang
memenjang yang agak seragam garis tengahnya, kadang – kadang dibedakan menjadi
dua tau lebih bagian– bagian. Usus tengah seringkali mengandung divertikula yaitu saluran- saluran buntu
gastrium dekat ujung anteriornya.usus
tengah tidak dilapisi kutikula. Lapisan epitel usus tengah terlibat dua fungsi
yaitu sekresi enzim- enzim pencernaan ke dalam lumen- lumen dan penyerapan
produk- produk pencernaan ke dalam tubuh serangga. Sel- sel epitel individual
usus tengah hanya berumur pendek dan secara tetap akan diganti. Sel- sel yang
membagi diri ini mungkin tersebar di seluruh usus tengah , atau mungkin
terpusat sebagai kantung- kantung pertumbuhan. Daerah- daerah demikian kadang-
kadang terlihat dari lumen usus sebagai kripta- kripta yang melekuk ke dalam
dan dari sisi bagian luar sebagai penonjolan- penonjolan (disebut nidi).Usus
tengah merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan dalam saluran
pencernaan. Pada banyak jenis, epitel usus tengah dan makanan dipisahkan oleh
suatu selaput peritrofik suatu jaring
permeabel yang tidak hidup terbuat dari khitin dan protein yang disekresikan
oleh epitelium, tipis, dapat dilalui oleh air tetapi benda padat akan tertahan.
Fungsi selaput peritrofik tidaklah jelas. Mungkin bertindak untuk membatasi
kerusakan epitelium untuk menghambat gerakan patogen- patogen dari makanan
menuju jaringan- jaringan serangga, atau sebagai suatu sarana yang memisahkan
ruang – ruang endo- dan ektoperitofik; di dalam tempat itu dapat terjadi
kekhususan pencernaan.Selaput ini selalu diganti dan menyelaputi bolus makanan
seraya bolus makanan tersebut berjalan ke belakang. Selaput peritrofik ini
merupakan buluh atau pipa (tube)yan tidak terputus- putus dan dihasilkan oleh
sel- sel di daerah klep stomodeum (pada lalat dan larva nyamuk) atau oleh sel-
sel yang menghasilkan usus bagian tengah (misalnyan belalang).
Usus bagian tengah merupakan bagian yang penting dalam
proses pencernaan dan penyerapan makanan., yaitu pada daerah ventrikulus (stomach).Pada daerah mesenteron terdapat gastric caeca (usus buntu) yang bentuknya seperti jari dan terletak
di anterior dari ventrikulus dan menghasilkan enzim- enzim pencernaan.Kantung
ini juga penuh mikroorganisme yang membantu proses pencernaan makanan Usus bagian tengah biasanya bersifat basa
dibandingkan dengan isi dari usus bagian depan.
II.1.3 Hind gut (proctodeum)
Usus bagian belakang biasanya berupa tabung yang
sederhana dan mengalami pembesaran untuk membentuk rektum pada baguan ujungnya.Pada
bagian dapannya dekat dengan klep proctodeum, terdapat buluh- buluh Malpighi
yang menuangkan cairannya ke lumen. Pada usus bagian belakang terdapat lapisan
yang tipis dan terdiri dari kutikula tanpa diperlengkapi dengan duri apapun,
tetapi terdapat bantalan rectum atau papillae. Fungsi struktur ini tidak jelas
akan tetapi pada serangga yang hidup di darat rupa- rupanya sebagai organ
penyimpan air dengan jalan menyerap yang terdapat pada isi usus dan selanjutnya
dikembalikan ke dalam tubuh.
Usus belakang meluas dari kelep pilorus, yang terletak antara usus tengah dan usus belakang,
sampai dubur. Di sebelah posterior ditunjang oleh urat- urat daging yang meluas
sampai dinding abdomen. Usus belakang biasanya dibedakan paling tidak menjadi
dua daerah, usus bagian depan dan usus
bagian belakang (rec).Usus bagian depan mungkin suatu pipa sederhan,
atau terbagi lagi menjadi ileum anterior(il)
dan kolon posterior (cn). Buluh-
buluh malpighi (mt) sebagai organ ekskretoris, timbul pada ujung anterior
usus belakang, dan kandungan – kandunga meraka tercurahkan ke dalamnya. Usus
belakang adalah tempat terakhir untuk penyerapan kembali air, garam- garam dan
zat- zat makanan apapun dari tinja dan air seni.poros usus pada beberapa jenis
mempunyai bantalan- bantalan poros usus yang besar dan tebal yang penting untuk
mengambil air dari tinja.
Serangga memiliki bermacam- macam enzim pencernaan.
Beberapa enzim itu adalah amiylase,
maltase, invertase, peptidase, triptase, dan lipase. Enzim- enzim tersebut
mampu memecahkan molekul yang lebih besar menjadi bagian yang lebih kecil yang
dapat dipergunakan tubuh.serangga yang makan benda- benda padat mempunyai enzim
yang lebih banyak dibandingkan serangga yang dietnya terdiri dari cairan.
Rongga penyaringan adalah suatu modifikasi saluran pencernaan yang di dalamnya dua bagian yang
berjarak normal terikat berdekatan satu sama lain oleh jaringan pengikat,
rongga penyaringan terdapat pada banyak Homoptera dan agak beragam dalam bentuk
pada anggota yang berbeda ordo itu. Homoptera hidup dari cairan – cairan
tumbuh- tumbuhan, yang biasanya mereka makan dalm jumlah yang besar. Rongga
penyaringan diperkirakan sebagai suatu alat yang membiarkan air dari cairan
tumbuhan yang tertelan lewat langsung dari bagian depan usus tengah ke usus belakang,
jadi mengumpulkan cairan tumbuhan sebelum mencernakannya di bagian usus tengah.
Cairan yang berkelebihan keluar lewat dubur
sebagai embun madu (honey dew). Namun karena embun madu seringkali mengandung
banyak karbohidrat dan asam- asam amino, ada beberapa keraguan tentang fungsi
yang sebenarnya rongga penyaringan itu.
II.2 Proses Pencernaan Makanan
Pada Serangga
Pencernaan adalah proses perubahan makanan secara kimiawi dan fisik sehingga zat makanan
dapat diserap dan memeberi makanan berbagai bagian tubuh.proses ini dapat mulai
bahkan sebelum makanan ditelan, tetapi biasanya terjadi bila zat- zat yang
tertelan lewat melalui saluran pencernaan . Makanan- makanan padat dipecahkan
oleh berbagai cara mekanis (terutama bagian- bagian mulut dan geligi proventrikukus),
dan semua makanan dipengaruhi sekelompok enzim ketika mereka lewat melalui
saluran pencernaan.
Serangga makan sejumlah besar berbagai hewan yang hidup,
yang mati dan hewan- hewan yang sedang membusuk, tumbuh- tumbuhan, jamur, dan
produk- produk mereka. Dalam beberapa hal cairan- cairan seperti darah atau
cairan- cairan tumbuhan merupakan persediaan seluruh makanan mereka.
Sistem pencernaan sangat beragam sesuai dengan macam-
macam makanan yang dimakan. Kebiasaan – kebiasaam makan bahkan mungkin sangat
beragam pada satu jenis tunggal. Larvae dan dewasa biasanya mempunyai
kebiasaan-kebiasaan makan yang sama sekali berbeda dan berbeda pula sistem-
sistem pencernaannya. Pada pembahasan kali ini akan diambil beberapa contoh
saja untuk menerangkan bagaimana
proses masuknya makanan pada tubuh
serangga yang makanannya padat
(belalang) dan serangga yang makanannya
berbentuk cairan.
Ø
Belalang
Bagaimana cara masuknya makanan pada belalang? Mula- mula
makanan yang berupa padat dicerna dulu di daerah praoral. Praoral dibentuk oleh
labrum bagian anterior mandibula, bagian lateral maksila (maxilla), dan labium anterior.
Makanan dikunyah oleh mandibula dan maksila dan
dilumatkan oleh enzim yang dikeluarkan bersama air liur (saliva) yang berasal dari kelenjar labium. Setelah makanan
berbentuk bolus makanan ditelan ditelan melalui faring dan esofagus dengan
bantuan konttaksi otor peristaltik. Pada serangga primitif seperti kutu buku (spring tails), bolus makanan langsung
masuk ke mesentron. Untuk serangga yang lebih tinggi tingkatannya misalnya
belalang, pada daerah posterior stomodeum terdapat tembolok (crop)
dan proventrikulus. Pada ujung posteriornya terdapat katup stomodeum yang berfungsi sebagai pengatur jalannya makanan
antara stomodeum dan mesentron.Dinding stomodeum dan proctodeum mengandung
kutikula (intima) sehingga tidak
terjadi absorpsi makanan . Makanan dari
proventrikulus kemudian masuk ke mesenteron yaitu ventrikukus. Pada saat
makanan berada di ventrikukus, gastric
cacea mengeluarkan enzim pencernaan, misalnya proteinase (enzim untuk mencernakan protein), karbohidrase (enzim untuk mencernakan karbohidrat) dan lipase (enzim untuk mencernakan lemak).
Makanan yang sudah dicerna diabsorbsi oleh ventrikulus,
karena dinding ventrikukus (mesenteron) tidak dilapisi kutikula (intima) sehingga mampu menyerap zat
makanan.Dinding ventrikulus dilapisi oleh selaput peritrofik, suatu jaringan permeabel yang terbuat dari zat kitin
dan protei yang disekresikannn oleh epitelium ventrikulus.Fungsi selaput
peritrofik belum jelas. Mungkin bertindak untuk membatasi kerusakan epitelium
dari serangan patogen yang masuk terbawa oleh makanan.
Selanjutnya sisa makanan akan masuk ke proktodeum melalui
katup pylorus yang membuka dan makanan bergerak ke posterior masuk ke intestinum.
Pada daerah intentinum terjadi penyerapan air dan garam- garam mineral yang
tersisa. Makanan yang sudah mengalami penyerapan air akan membentuk kotoran
yang kental (fecal pelet) dan akan
dikeluarkan melalui anus.
Ø
Serangga Yang Makanannya Berupa Cairan
Pada serangga yang makanannya berbentuk cairan, sistem
pencernaannya mengalami modifikasi sesuai dengan tipe mulutnya atau jenis
cairan makanannya. Modifikasi ini terjadi pada bentuk saluran pencernaan dan
tembolok. Biasanya serangga menghisap cairan sebanyak mumgkin untuk pemenuhan
nutrien, adanya kelebihan tersebut akan mempengaruhi osmoregulasi. Untuk
menghindari ketidakseimbangan, pada daerah proventrikukus terdapat kantung
filter (filter chamber) yang
berfungsi untuk melarutkan makanan sehingga pencernaan berjalan efektif tanpa
mengganggu osmoregulasi.
Serangga
hampir makan segala zat organik yang terdapat di alam, dan sistem- sistem
pencernaan mereka menunjukkan variasi yang besar. Berdasarkan tipe
makananannya, serangga dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu :
1.
Fitophagus, yaitu serangga pemakan tumbuhan, baik
berupa akar, batang, daun dan segala sesuatu yang berasal atau dihasilkan oleh
tumbuhan.
2. Zoophagus, yaitu serangga pemakan hewan lain baik vertebrata maupun invertebrata.
Serangga yang bersifat predator da parasit termasuk ke dalam kelompok ini.
3. Saprophagus, yaitu serangga pemakan materi organik atau organisme lain yang telah mati.
4. Omnivorus, yaitu serangga pemakan hewan maupun tumbuhan.
Kebanyakan serangga mengambil makanan masuk ke tubuh
melalui mulut. Beberapa larva yang hidup secara endoparasitik pada hewan indung
semang mampu menyerap makanan melalui permukaan tubuh- tubuh mereka dari
jaringan- jaringan induk semang.banyak serangga mempunyai mandibel- mandibel
pengunyah dan maksilae yang memotong, menghacurkan, atau menggerus zat- zat
makanan dan mendesak mereka masuk ke dalam faring. Pada serangga- serangga
penghisap, fungsi- fungsi faring sebagai suatu pompa yang membawa makanan cair
melalui probosis ke dalam esofagus. Makanan digerakkan sepanjang saluran
pencernaan oleh aksi peristaltik.
Saliva (air liur) biasanya ditambahkan pada makanan, baik
ketika makanan masuk saluran makanan atau sebelumnya, seperti halnya pada
banyak serangga yang menginjeksikannyake dalam cairan- cairan yang mereka resap
sebagai makanan. Air liur biasanya dihasilkan olek kelenjar- kelenjar labium.
Kelenjar- kelenjar labium dari banyak serangga menghasikan amilase. Pada lebah
tertentu, kelenjar- kelenjar ini menyekresikan invertase, yang kemudian diambil masuk ke dalam tubuh dengan air
madu.Pada serangga- serangga penghisap
darah seperti nyamuk, air liur biasanya tidak mengandung enzim- enzim
pencernaan, tetapi mengandung suatu substansi yang mecegah pembekuan darah dan konsekuensi
mekanisme penyumbatan saluran makanan.Air liur inilah yang menyebabkan
rangsangan yang dihasilkan oleh gigitan serangga penghisap darah.
Banyak serangga mengeluarkan enzim- enzim pencernaan
terhadap makanan, dan sebagian pencernaan dapat terjadi sebelum makanan
ditelan.larvae lalat daging mengeluarkan enzim- enzim proteolitikpada makanan
mereka, dan afid- afid menginjeksikan amilase ke dalam jaringan – jaringan
tumbuh- tumbuhan dan karena itu mencerna tepung dalam tumbuhan. Pencernaan di
luar usus dapat terjadi pada perampokan korban larvae undur- undur dan kumbang-
kumbang penyelam pemangsa dan pada kepinding hemiptera yang makan biji- biji
kering.
Kebanyakan pencernaan kimiawi dari makanan terjadi di
dalam usus tengah. Beberapa sel epitel usus tengah menghasilkan enzim- enzim,
dan lain- lain mencerna makanan yang terserap. Kadang sekresi dan penyerapan
dilakukan oleh sel- sel yang sama. Enzim- enzim mungkin dikeluarkan masuk ke
dalam lumen usus tengah oleh peruraian (disintegrasi) sel- sel sekretoris
(sekresi holokrin) atau oleh pengeluaran sejumlah kecil enzim- enzim melewati
selaput sel (skresi merokrin).
Hanya sedikit serangga menghasilkan enzim- enzim yang
mencerna selulosa, tetapi beberapa mampu menggunakan selulosa sebagai makanan
akibat adanya mikroorganisme simbiotik dalam alat pencernaan. Biasanya
mikroorganisme adalah bakteria atau protista berflagel, dapat mencerna
selulosa, dan serangga menyerap produk- produk pencernaan ini. Mikroorganisme-
mikroorganisme demikian ada di dalam rayap- rayap dan banyak kumbang- kumbang
pembor kayu, dan seringkali ada di dalam organ yang khusus yang berhubungan
dengan saluran pencernaan.
Badan lemak adalah organ yang seringkali agak tanpa bentuk yang ada di dalam abdomen dan
toraks. Dalam banyak hal fungsinya analog dengan yang ada di hati vertebrata.
Badan lemak berfungsi sebagai satu reservoir penyimpanan makanan dan adalah
tempat yang penting untuk metabolisme perantara. Pada beberapa jenis badan
lemak juga penting dalam ekskresi penyimpanan. Badan lemak biasanya berkembang
bagus pada instar- instar nimfa dan larva. Menjelang akhir metamorfosisbadan
lemak itu seringkali habis. Beberapa serangga dewasa yang tidak makan menahan
badan lemak mereka dalam kehidupan dewasa.
II.2 SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi primer seekor serangga terdiri dari
sekelompok saluran bergeronggang yaitu buluh- buluh Malphigi, yang timbul sebagai penyembulan keluar
pada ujung anterior usus belakang.
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh
Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada
vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih
kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping
pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat
sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti
paru-paru pada vertebrata.
Belalang
tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di
dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang
toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus
tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan
bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung
nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap
kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air
masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat
diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
|
|
II.3 SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem peredaran darah terdiri atas
darah atau hemolimf, pembukuh dorsal
dan homocoel (rongga darah). Pembuluh
dorsal adalah pembuluh yang memanjang di daerah dorsal sepanjang tubuhnya,
dari posterior ke arah anterior.
Pembukuh
dorsal dibagi dua bagian :
o
Bagian posterior disebut jantung
o
Bagian anterior disebut aorta
Jantung letaknya di dalam rongga
perikardial yang bentuknya membengkak pada setiap segmen sehingga membentuk
kamar- kamar yang dipisahkan oleh lekukan. Pada tiap lekukan di bagian lateral
jantung memiliki sepasang ostea (tunggal
osteum) yang berklep untuk masuknya
darah. Jantung merupakan bagian yang memompa darah sedangkan aorta merupakan
tabung yang membawa darah ke depan ke arah kepala.
Sistem peredaran darah seekor serangga
adalah sistem terbuka. Disebut demikian karena saat jantung berkontraksi dan
sementara itu ostia tertutup oleh kelep yang ada, maka darah yang ada di
jantung akan terdorong dan mengalir ke bagian depan tubuh melalui aorta,
selanjutnya ke bagian kepala, dan kemudian secara bebas memasuki organ yang
terdapat dalam rongga tubuh (homocoel). Darah yang terdapat dalam rongga tubuh
tadi selanjutnya akan kembali lagi ke jantung melalui ostia.sebagian darah ada
yang mengalir ke organ embelan dan sayap.
Fungsi utama darah pada serangga adalah
untuk transportasi material berupa zat- zat makanan, hormon- hormon, sisa- sisa
dan sebagainya. Jadi, tidak berfungsi untuk pengangkutan oksigen ke sel- sel
tubuh sebagaimana halnya pada organisme lain.Plasma darah disebut hematocytes yang mengandung hemolimf
yang berfungsi sebagai sel fagosit (untuk menetralisir benda asing).Fungsi lain
dari darah adalah untuk koagulator, menyatukan sel- sel yang telah cerai- berai
pada waktu serangga berganti kulit,
menjaga tekanan osmosis yang optimal dari sel- sel tubuh da juga sebagai reservoir
untuk air dan zat- zat makanan seperti lemak dan karbohidrat.
Peredaran darah serangga disebut lacunar system
atau sistem peredaran terbuka, tidak memiliki rangkaian pembuluh. Darah berada
dalam rongga tubuh atau hemocoel, cairannya disebut hemolimfa.
Di dalamnya terdapat sel/senyawa yang melayang-layang, disebut hemosit.
Hemosit asli berasal dari jaringan mesoderm, yang berasal dari jaringan
ektoderm bukan merupakan hemosit asli. Hemolimfa merupakan cairan berisi
hemosit. Bila hanya cairannya saja, maka disebut serum (tanpa
sel/hemosit). Cairan ini berperan dalam melakukan mekanisme ketahanan tubuh
serangga.
Satu-satunya pembuluh yang
terdapat dalam tubuh serangga adalah pembuluh dorsal, padanya terdapat
lubang-lubang kecil yang disebut ostia, berfungsi untuk masuknya darah
dan oleh adanya denyutan akan terjadi aliran darah ke dalam (incurrent
flow). Pada bagian yang agak ke arah anterior kadang-kadang terdapat excurrent
ostia, sehingga sering juga disebut bahwa bagian anterior adalah ostia
sedang posteriornya "jantung". Tetapi sesungguhnya ini menerangkan
suatu bangunan tunggal, yang berbeda hanya pada arah aliran darah pada
ostianya. Pada ujung depan pembuluh, secara sangat strategis terletaklah corpora
allata dan corpora cardiaca. Sementara itu terdapat pula
otot-otot yang berujung-pangkal di pembuluh, yang disebut sebagai otot-otot
alaria (alary muscles), yang menyerupai sayap. Ini merupakan otot yang
membantu kontraksi jantung -- fase relaksasi atau diastole dan fase
kontraksi atau sistole.
Jantung serangga bersifat neromiogenik, artinya
kontraksinya tidak hanya secara otomatis karena adanya otot, namun juga karena
adanya rangsang yang diterima syaraf. Inilah yang memperlancar peredaran. Pada
serangga besar, gerakan sayap atau alat tambahan lain secara fisik juga ikut
membantu peredaran.
Darah serangga mengandung asam
amino konsentrasi tinggi (bukan protein), sedang karbohidrat dalam bentuk
trehalosa. Sedang lemak dalam bentuk senyawa ester digliserida.
Hemolimfa berfungsi utnuk
mengendalikan pH dan tekanan osmotik dengan berbagai mekanisme. Pada umumnya
tak berwarna, tetapi ada juga yang berwarna hijau atau merah. Pigmen dengan
mudah diabsorbsi, karenanya serangga-serangga fitopagus umumnya berhemolimfa
hijau. Apabila makanannya berkandungan -karotin tinggi, warnanya jingga-oranye,
bercampur dengan warna asli yang kebiru-biruan muncul warna hijau. Diet tanpa -karotin
menunjukkan hemolimfa serangga tetap berwarna biru.
Fungsi lain yang juga penting
adalah kandungan hemositnya yang berguna untuk metabolisme dan juga ketahanan
tubuh. Dalam hal ini hemosit berperan untuk mensintesis beberapa produk
penting: bahan sklerotisasi, tirosin dll.
Jenis hemosit ada beberapa macam
(sekitar 9 jenis, tergantung penulis/ahlinya). Ada yang menyatakan semuanya berasal dari
satu sel yang disebut sel induk atau "stem cell" (prohemosit).
Masing-masingnya adalah:
- Sel induk atau pro-hemosit,
berbentuk bulat dengan nukleus besar, dihasilkan oleh organ tertentu pada tubuh
serangga yang disebut organ HAEMOCYTOPOIETIC (setara
dengan tulang sumsum pada mammalia). Organ sesungguhnya belum ditemukan.
Mungkin dengan mitosis. Prohemosit ada yang bergerak aktif, ada yang diam di
tempat.
- Plasmatosit memiliki ujung seperti jari.
Ukurannya agak besar, barangkali karena merupakan keturunan pertama prohemosit.
Berfungsi penting dalam mekanisme ketahanan tubuh, sebagai agen kekebalan
seluler. Dapat bersifat fagositik terhadap benda-benda asing apabila
bendanya lebih kecil. Bila bendanya lebih besar akan diselubungi oleh suatu
jaringan penghubung (konektiva) yang dibentuk oleh plasmatosit. Ini disebut enkapsulasi.
- Hemosit granuler mungkin merupakan bentuk
terminal (akhir), karena banyak dijumpai pada serangga-serangga
"tua". Juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan diri.
- Koagulosit dihasilkan oleh
serangga-serangga yang terluka untuk membentuk gel darah, agar sistem peredaran
tidak kacau. Merupakan bahan sekresi seperti serabut (fibril).
- Adipohemosit merupakan penyimpan lemak
bahan makan (setara dengan badan lemak).
- Oenositoid dan
Sel sferula belum diketahui
fungsinya dengan jelas. Demikian juga Podosit
dan Hemosit vermiform yang
dijumpai pada genus Spodoptera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar